Kamis, 03 November 2016

Pengujian Kekuatan Tekan Beton

TUJUAN

Menentukan kekuatan tekan beton berbentuk silinder yang dibuat dengan dirawat di laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah perbandingan beban terhadap luas penampang beton.

ALAT

Alat yag digunakan dalam uji kuat tekan beton adalah UTM dengan kapasitas 100 ton.

BENDA UJI

Beton silinder

PROSEDUR


  1. Ambil benda uji dari tempat perawatan.
  2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris
  3. Jalankan mesin uji tekan. Tekanan harus dinaikan berangsur-angsur dengan kecepatan berkisar antara 4 kg/cm2 sampai dengan 6 kg/cm2 perdetik.
  4. Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan catatlah benda uji beban maksimum hancur yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
  5. Lakukan langkah 1,2,3,4 sesuai dengan jumlah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekan karakteristiknya.


ANALISIS DAN HASIL

Hitung kekuatan tekan beton dengan persamaan berikut

Kuat tekan beton=P/A

dimana,
P  = Beban maksimum, N
A = Luas penampang benda uji, mm2

DOKUMENTASI

gambar 1. dua beton silinder yang siap diuji tekan
gambar 2. beton ditimbang sebelum uji tekan
gambar 3. mesin UTM
gambar 4. beton diletakkan dalam mesin UTM




















gambar 5. pengukuran beban maksimum

gambar 6. proses uji tekan beton k-250 pertama
gambar 7. proses uji tekan beton k-250 kedua
gambar 8. dua beton silinder setelah diuji tekan
gambar 9. uji tekan beton k-200
gambar 10. pengukuran beban

Pembuatan Beton

PENDAHULUAN

Rancangan Campuran beton normal disusun berdasarkan ACI 211. Komposisi/jensi beton yang akan diproduksi biasanya bergantung pada beberapa hal yaitu
  • sifat-sifat mekanik beton keras
  • sifat-sifat beton segar
  • tingkat pengendalian/kontrol di lapangan
Perancangan campuran beton biasanya dilakukan dengan tujuan mendapatkan komposisi campuran beton yang ekonomis dan memenuhi persyaratan kelecakan, kekuatan, dan durabilitas.
Untuk mendapatkan komposisi campuran beton perlu dilakukan proses 'trial and error', yang dimulai dari suatu perancangan campuran dan kemudian diikuti oleh pembuatan campuran, 'trial mix'. Sifat-sifat yang dihasilkan dari campuran awal ini kemudian diperiksa terhadap persyaratan yang ada, dan jika perlu, diakukan penyesuaian/perubahan komposisi sampai didapat hasil yang memuaskan.

 PERANCANGAN CAMPURAN BETON HASIL PERHITUNGAN

komposisi unsur campuran beton/kapasitas mesin molen 0,03M
38
semen
17,4 kg
39
air
8,456 kg
40
agregat kasar kondisi lapangan
30,958 kg
41
agregat halus kondisi lapangan
51,92 kg
data-data setelah pengadukan/pelaksanaan
42
sisa air campuran

43
penambahan air selama pengadukan
2 kg
44
jumlah air sesungguhnya yang digunakan
10,46 kg
45
nilai slump hasil pengukuran
10 cm
46
berat isi beton basah waktu pelaksanaan
110,74 kg


Tabel 1. Rancangan Komposisi Beton

DOKUMENTASI SAAT PEMBUATAN

gambar 2. agregat halus
gambar 3. agregat kasar
gambar 4. air


gambar 5. timbangan




gambar 6. agregat halus ditimbang sesuai berat yang direncanakan
gambar 7. agregat kasar ditimbang sesuai berat yang direncanakan



gambar 8. air ditimbang sesuai berat yang direncanakan



gambar 9. semen ditimbang sesuai berat yang direncanakan



gambar 10. campuran beton setelah ditimbang diaduk dalam molen



gambar 11. penambahan air saat pengadukan


gambar 12. adukan beton dikeluarkan dari molen


gambar 13. slump test



gambar 14. proses pencetakan beton



gambar 15. enam beton silinder kelompok kami dalam cetakan


CURING BETON


Pada hari Senin, 24 Oktober 2016, kami melepaskan 6 beton silinder dari bekisting dan beton dimasukkan ke dalam bak curing.

gambar 18. beton yang sudah dilepaskan dari bekisting/cetakan


gambar 20. beton di dalam bak curing

gambar 19. bekisting/cetakan beton

CAPPING BETON

Hari Rabu, 26 Oktober 2016, kami mengeluarkan 2 beton silinder dari bak curing, untuk kemudian dikeringkan.

gambar 21. dua beton dikeluarkan dari bak curing
Keesokan harinya, 27 Oktober 2016, kami melakukan capping terhadap 2 beton silinder yang sudah dikeringkan dari hari sebelumnya.

gambar 22. proses capping beton
 

Senin, 31 Oktober 2016

Pengenalan Teknologi Material Konstruksi Logam

PENDAHULUAN

Siklus Material
  1. PENAMBANGAN (MINING): Konsentrat Mineral 
  2. PELEBURAN (SMELTING) 
  3. PEMBENTUKAN (FORMING): Produk Setengah Jadi 
  4. PENGERJAAN (FABRICATION): Produk Jadi/ Peralatan 
  5. OPERASI DAN PERAWATAN: Bangunan/Peralatan jangan segera rusak 
  6. KOROSI: Produk korosi kembali ke bumi


  • Half Finished Products

    • PELAT (PLATE)
    • LEMBARAN (SHEET)
    • TUBE & PIPE
    • PROFIL STRUKTUR
    • KAWAT (WIRE) & KABEL SLING (WIRE ROPE)
  • Standard and Code

    • MATERIAL STANDARDS
    • PRODUCT STANDARDS
    • DESIGN CODES
    • MANUFACTURING CODES
    • INSPECTION CODES
    • OPERATION & MAINTENANCE CODES
  • Asal Standarts & Code

    • ASME, ANSI, API, ASTM, AISI, SAE
    • JIS
    • DIN
    • AFNOR
    • BS
    • SII




ENGINEERING MATERIAL


  • JENIS

    •  BAJA (STEEL): BAJA KARBON, BAJA PADUAN 
    • BESI COR (CAST IRON)  
    • ALUMINIUM & PADUANNYA 
    • TEMBAGA & PADUANNYA: BRASS, BRONZE 
    • TITANIUM & PADUANNYA 
    • SUPERALLOYS: Ni-, Co-, Fe-BASE 
    • TIMAH PUTIH -TIMAH HITAM & PADUANNYA: BABBITT

  • Sifat Fisik Material

    • TITIK CAIR
    • MASSA JENIS
    • KONDUKTIVITAS PANAS
    • KONDUKTIVITAS LISTRIK
    • KOEFISIEN MUAI
    • DST
  • Sifat Mekanik Material

    • KEKUATAN LULUH (YIELD STRENGTH)
    • KEKUATAN TARIK (TENSILE STRENGTH)
    • PERPANJANGAN (ELONGATION)
    • KEKERASAN (HARDNESS)
    • HARGA IMPACT
    • BATAS LELAH (FATIGUE LIMIT)
    • BATAS MULUR (CREEP LIMIT)
    • KETAHANAN AUS
  • Sifat Kimia Material

    • KETAHANAN KOROSI

  • Sifat Teknologi Material

    • MAMPU COR (CASTABILITY)
    • MAMPU BENTUK (FORMABILITY)
    • MAMPU LAS (WELDABILITY)
    • MAMPU KERAS (HARDENABILITY)
    • MAMPU MESIN (MACHINABILITY)

 

  • Pengujian dan Pemeriksaan (Testing & Inpection)

  • PENGUJIAN MATERIAL (MATERIAL TESTING)

      • PENGUJIAN MEKANIK:
        • UJI TARIK
        • UJI LENTUR
        • UJI GESER
        • UJI TEKAN
        • UJI KERAS
        • UJI IMPACT
        • UJI FATIGUE
        • UJI CREEP
        • UJI AUS
      • PENGUJIAN KOROSI

  • PEMERIKSAAN (INSPECTION):

      • PEMERIKSAAN MATERIAL
      • PEMERIKSAAN KOMPONEN / PERALATAN
  • TEKNIK PEMERIKSAAN

        • MERUSAK (DESTRUCTIVE):
          • METALOGRAFI
        • TIDAK MERUSAK (NON DESTRUCTIVE): NDT / NDI:
          • VISUAL
          • DYE PENETRANT
          • ULTRASONIC
          • X-RAY RADIOGRAPHY
          • MAGNETIC PARTICLE
          • EDDY CURRENT
          • INFRA-RED THERMOGRAPHY 



PENGUJIAN MEKANIK


MACAM-MACAM PENGUJIAN MEKANIK

  • UJI TARIK (TENSION TEST)

  • Sifat mekanik yang diperoleh dari pengujian tarik adalah: 

    • KekuatanTarik(tensile strength) 
    • KekuatanLuluh(yield strength) 
    • Keuletan(ductility) 
    • Ketangguhan(toughness) 
    • Modulus Elastisitas

  • Sample Uji Tarik 

    • Lokasi pengambilan sample, bentuk, dan dimensi spesimen uj tarik harus mengikuti standar, misalnya JIS, ASTM 
    • Dimensi utama dari sample uji tarik adalah: 
      • Luas penampang melintang awal= Ao 
      • Panjang uji awal(gauge length) = Lo



  • Metoda Pengujian 

    • Spesimen uji tarik dijepit di kedua ujungnya dan ditarik dengan kecepatan konstan 
    • Akibat tarikan tersebut, specimen akan bertambah panjang dengan pertambahan panjang adalah ∆L 
    • Akibat pertambahan panjang yang terjadi pada specimen, maka load cell akan mencaat reaksi berupa gaya tarik, P.


  • Di Daerah Elastis

    • Tegangan material sebanding dengan regangan yang terjadi 
    • Hukum Hooke σ = E. e
  • Di Daerah Plastis
    • Deformasi plastis terjadi bila tegangan kerja melebihi kekuatan luluh, σk > σy
    • Akibat deformasi plastis, pada material terjadi berubahan bentuk yang permanen
  • Material akan patah bila tegangan kerja melampaui tegangan ultimate, σk > σu

  • Faktor Keamanan (Safety Factor) Untuk Beban Statis

    • Menghindari Deformasi Plastis, SF = σi/σy
    • Menghindari Kemungkinan Patah, SF = σi/σu

  • Ketangguhan (Toughness)

    • Ketangguhan material ditunjukkan oleh energi yang mampu diserap material sampai material patah