Senin, 12 September 2016

Standar Uji Agregat Beton

Agregat dibagi menjadi dua yaitu :
  1.  Agregat kasar, ukurannya lebih dari 4.75 mm (standar ASTM)
  2. Agregat halus, ukurannya kurang dari 4.75 mm (standar ASTM)

Ukuran agregat maksimum :
  • Untuk meningkatkan kekuatan, semakin besar ukuran agregat, maka semakin kecil kebutuhan airnya.
  • Agregat > 38.1 mm menyebabkan kekuatan yang semakin meningkat, namun daerah lekat berkurang sehingga dapat beresiko terjadi penurunan kekuatan.
  •  Agregat > 40 mm dapat menimbulkan resiko segregasi
  • Standar pembatasan struktural agregat : 
ACI 318 dan PBI 1989 : Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary
               
Sifat agregat dan standar yang digunakan :
  1. Gradasi atau distribusi ukuran 
    • Standar pengujian : 
      • SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tantang analisis saringan agregat halus dan kasar.
      • ASTM C136-1992 : Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates. 
  2. Abrasi
    • Standar pengujian :
      • SNI 03-2147-2008 : Metode Pengujian Kehalusan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles.
      • ASTM C131-1989 : Standard Test Method for Resistance to Degradation of small size coarse aggregate by Abrasion and  Impact in the Los Angeles machine (AASHTO no. T96).
  3. Kekekalan (Soundness)
    • Standar pengujian :
      • SNI 03-3407-2008 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Batu terhadap Larutan Natrium.
      • ASTM C88-1990 : Test Method for Soundness of Aggregates by Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate.
  4. Reaktifitas rekasi agregat-alkali
    • Standar pengujian :
      • ASTM C227-1990 : metode mortar bar, Test Method for Potential Alkali Reactivity of Cement-Agregate Combinations.
      • ASTM C289-1987 : metode kimia, Test Method for Potential Alkali Silica Reactivity of Aggregates.
         
  5. Reaktifitas dengan kotoran dan material berbahaya
    • Standar pengujian :
      • Kotoran organik dari gula
        • ASTM C40-1992 : Test Method for Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete.
        • SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar atau Beton.
      • Gula
        • AS 1141, section 35 : Method for Sampling and Testing Aggregates.
      • Material < 75µm
        • ASTM C117-90 : Test Method for Material Finer than 75-mm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing.
        • SNI 03-4142-1996 : Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregate yang Lolos Saringan Nomor 200 (0,0075 mm).
           
      • Partikel ringan
        • AS 1141, section 31 : Method for Sampling and Testing Aggregates.
        • SNI 03-3416-1994 : Metode Pengujian Partikel Ringan dalam Agregat.
        • ASTM C123-1990 : Test Method for Lightweight Particles in Aggregate.
  6. Reaktifitas garam-garam larut
    • Air Campuran Beton : semua air dapat digunakan untuk bahan campuran beton, kecuali air yang tidak memenuhi syarat :
      • Kuat tekan beton pada umur 7-28 hari < 28% menggunakan air
        • Standar :
          BS 3148:1980 : Method of Test for Water for Making Concrete (including notes on the suitability of the water).
      • Perbedaan waktu ikat awal menggunakan air 
        • Standar :
          • BS 3148:1980 : Method of Test for Water for Making Concrete (including notes on the suitability of the water).
                         
Singkatan dan penjelasan dari standar-standar di atas : 
  1. ASTM merupakan singkatan dari American Society for Testing and Material, dibentuk pertama kali pada tahun 1898 oleh sekelompok insinyur dan ilmuwan untuk mengatasi bahan baku besi pada rel kereta api yang selalu bermasalah. Sekarang ini, ASTM mempunyai lebih dari 12.000 buah standar. Standar ASTM banyak digunakan pada negara-negara maju maupun berkembang dalam penelitian akademisi maupun industri.
    Pada evaluasi atau pengukuran suatu besaran, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan dengan benar supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur – prosedur itu sendiri akan mengikuti salah satu standar baku yang ditetapkan oleh suatu badan atau otoritas tertentu, misalnya ASTM (American Society for Testing and Materials), JIS (Japan Industrial Standards), BS (British Standard),  DIN (Jerman), atau SNI (Standar Nasional Indonesia).
  2. Metode American Concrete Institute (ACI) mensyaratkan suatu campuran perancangan beton dengan mempertimbangkan sisi ekonomisnya dengan memperhatikan ketersediaan bahan-bahan di lapangan, kemudahan pekerjaan, serta keawetan kekuatan dan pekerja beton. Cara ACI melihat bahwa dengan ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik akan menentukan tingkat konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan (workability).
  3. PBI merupakan singkatan dari Peraturan Beton Indonesia.
    Sampai saat ini yang masih menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan kostruksi beton adalah 2 peraturan, yaitu peraturan lama Standar Beton Indonesia PBI dan peraturan baru : SNI, secara teknis ketika peraturan baru disahkan maka peraturan lama akan ditinggalkan namun dalam praktik dilapangan peraturan lama masih diminati oleh sebagian insinyur/sarjana di indonesia.
  4. Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Komite Teknis (dulu disebut sebagai Panitia Teknis) dan ditetapkan oleh BSN.
  5. Australian Standard (AS) telah dikembangkan untuk bangunan dan industri konstruksi, yang menambah keamanan, efisiensi dan efektivitas biaya bangunan di Australia. Sebuah standar adalah dokumen yang memberikan peraturan, pedoman dan spesifikasi teknis sering rinci untuk kegiatan yang dilakukan di industri.
  6. British Standards (BS) adalah suatu standar yang diterbitkan oleh BSI British Standards, suatu divisi dari BSI Group. Keberadaannya dinyatakan dalam suatu Royal Charter dan secara formal ditunjuk sebagai badan standardisasi nasional (national standards body) untuk Britania Raya. BSI Group dimulai pada tahun 1901 dengan nama Engineering Standards Committee untuk menstandardisasi industri besi untuk membuat pabrikan Britania lebih efisien dan kompetitif. Dengan berjalannya waktu, standar berkembang ke berbagai aspek rekayasa, termasuk sistem kualitas, keselamatan, dan keamanan.






Sumber :
https://www.astm.org/
https://www.document-center.com/standards/
http://www.raqsa.mto.gov.on.ca/techpubs/opsa.nsf/0/39EEF73375E6710885257FAE006847C3?OpenDocument
https://en.wikipedia.org/wiki/ASTM_International
http://ilmu-civil1001.blogspot.co.id/p/mix-design-aci-metode.html
http://strukturbeton.web.id/blog/standard-perencanaan/
https://en.wikipedia.org/wiki/American_Concrete_Institute
https://www.academia.edu/8201814/STANDAR_NASIONAL_INDONESIA_TENTANG_TATA_CARA_PERANCANGAN_STRUKTUR_BETON_PRACETAK_DAN_PRATEGANG_UNTUK_BANGUNAN_GEDUNG
http://www.bsn.go.id/main/sni/isi_sni/5
http://www.ilmusipil.com/standar-sni-aci-astm-beton-bertulang
https://www.masterbuilders.asn.au/building-and-planning/australian-standards
http://www.ccanz.org.nz/page/Impurities-and-Other-Harmful-Materials.aspx
http://infostore.saiglobal.com/
https://www.scribd.com/doc/119942841/As-2758-1-1998-Concrete-Aggregates
http://trove.nla.gov.au/work/
https://en.wikipedia.org/wiki/British_Standards






Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah KL 2105 Bahan Bangunan Laut
dengan dosen pengajar Alamsyah Kurniawan, Ph. D.
Disusun Oleh:
Anugrah Yazid Ghani
15515025 / Teknik Kelautan ITB 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar