Praktikum 1
Pada
hari jumat tepatnya tanggal 30 September 2016, kami melakukan
praktikum yang dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Struktur. Untuk
Praktikum yang dilakukan adalah uji kelayakan parameter bahan - bahan
pembuat beton, yang meliputi :
-
Pemeriksaan Berat Volume Agregat
-
Analisis Saringan Agregat
-
Pemeriksaan Kadar Organik dalam Agregat Halus
-
Pemeriksaan Kadar Lumpur Dalam Agregat Halus
-
Pemeriksaan Kadar Air Agregat
-
Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
1.
Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Tujuan
Percobaan
Praktikum
ini bertujuan untuk menghitung berat volume agregat halus, kasar,
atau campuran yang digunakan untuk menentukan proporsi (Perbandingan)
agregat yang akan digunakan dalam campuran yaitu perbandingan antara
berat material kering dengan volumenya.
Alat
dan Bahan
Alat
-
Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
-
Talam kapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat
-
Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat
-
Mistar perata
-
Sekop
-
Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang berkapasitas berikut :
Tabel
Spesifikasi Wadah Baja yang Digunakan dalam Praktikum
Kapasitas
|
Diameter
|
Tinggi
|
Tebal
Wadah
|
Ukuran
Butir Maksimum Agregat
(mm)
|
|
Dasar
|
Sisi
|
||||
2,832
|
152,4±2,5
|
154,9±2,5
|
5,08
|
2,54
|
12,70
|
9,345
|
203,2±2,5
|
292,1±2,5
|
5,08
|
2,54
|
25,40
|
14,158
|
254,0±2,5
|
279,4±2,5
|
5,08
|
3,00
|
38,10
|
28,316
|
355,6±2,5
|
284,4±2,5
|
5,08
|
3,00
|
101,60
|
Bahan
Bahan
yang digunakan adalah agregat kasar dan agregat halus dalam kondisi
kering.
Prosedur
Pemeriksaan
-
Agregat dimasukkan ke dalam talam sekurang - kurangnya sebanyak kapasitas wadah yang sesuai dengan tabel diatas.
-
Kemudian agregat dikeringkan di dalam oven pada suhu (110 ± 5) derajat Celcius sampai berat agregat di dalam talam tidak berubah lagi atau dianggap sebagai kadar air yang terkandung dalam agregat sudah menguap.
a.
Berat Isi Lepas
-
Timbang dan catatlah berat wadah (W1).
-
Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh.
-
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
-
Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2).
-
Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1).
b.
Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1,5”) dengan
cara penusukan
-
Timbang dan catat berat wadah (W1).
-
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara merata.
-
Ratakan permukaan dengan menggunakan mistar perata.
-
Timbang dan catatlah berat benda wadah beserta benda uji (W2)
-
Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 - W1).
Hasil
Percobaan
Berat
isi agregat = (kg/m3)
; V = isi wadah (m3)
Tabel
Hasil Pemeriksaan Berat Volume Agregat Halus
Observasi 1 (Kelompok A) | ||
Padat
|
Gembur
|
|
A.Volume wadah |
2,781
liter
|
2,781
liter
|
B.Berat wadah |
2,676
kg
|
2,676
kg
|
C.Berat wadah + benda uji |
7,052
kg
|
6,679
kg
|
D.Berat benda uji (C - B) |
4,349
kg
|
4,003
kg
|
Berat Volume |
1,5638
kg/l
|
1,4394
kg/l
|
Observasi 2 (Kelompok B) | ||
Padat
|
Gembur
|
|
A.Volume wadah |
2,781
liter
|
2,781
liter
|
B.Berat wadah |
2,676
kg
|
2,676
kg
|
C.Berat wadah + benda uji |
7,068
kg
|
6,724
kg
|
D.Berat benda uji (C – B) |
4,392
kg
|
4,048
kg
|
Berat Volume |
1,52
kg/l
|
1,46
kg/l
|
Observasi 3 (Kelompok C) | ||
Padat
|
Gembur
|
|
A.Volume wadah |
2,781
liter
|
2,781
liter
|
B.Berat wadah |
2,676
kg
|
2,676
kg
|
C.Berat wadah + benda uji |
7,029
kg
|
6,803
kg
|
D.Berat benda uji (C – B) |
4,252
kg
|
4,127
kg
|
Berat Volume |
1,5652
kg/l
|
1,4839
kg/l
|
Berat Volume Rata - Rata |
1,569
kg/l
|
1,4611
kg/l
|
Tabel
Hasil Pemeriksaan Berat Volume Agregat Kasar
Observasi 1 (Kelompok A) | ||
Padat
|
Gembur
|
|
A.Volume wadah |
2,781
liter
|
2,781
liter
|
B.Berat wadah |
2,676
kg
|
2,676
kg
|
C.Berat wadah + benda uji |
6,690
kg
|
6,269
kg
|
D.Berat benda uji (C - B) |
4,014
kg
|
3,593
kg
|
Berat Volume |
1,443
kg/l
|
1,292
kg/l
|
Observasi 2 (Kelompok B) | ||
Padat
|
Gembur
|
|
A.Volume wadah |
2,781
liter
|
2,781
liter
|
B.Berat wadah |
2,676
kg
|
2,676
kg
|
C.Berat wadah + benda uji |
6,759
kg
|
6,262
kg
|
D.Berat benda uji (C – B) |
4,083
kg
|
3,586
kg
|
Berat Volume |
1,47
kg/l
|
1,289
kg/l
|
Observasi 3 (Kelompok C) | ||
Padat
|
Gembur
|
|
A.Volume wadah |
2,781
liter
|
2,781
liter
|
B.Berat wadah |
2,676
kg
|
2,676
kg
|
C.Berat wadah + benda uji |
6,587
kg
|
6,274
kg
|
D.Berat benda uji (C – B) |
3,911
kg
|
3,598
kg
|
Berat Volume |
1,406
kg/l
|
1,294
kg/l
|
Berat Volume Rata - Rata |
1,4396
kg/l
|
1,289
kg/l
|
Analisis
Pada
percobaan tersebut, didapatkan berat volume agregat kasar pada
kondisi gembur adalah 1,298 kg/l. Sedangkan, berat volume agregat
kasar pada kondisi padat adalah 1,4396 kg/l. selain itu,
didapatkan berat volume agregat halus pada kondisi gembur
adalah 1,4611 kg/l. Sedangkan, berat volume agregat halus pada
kondisi padat adalah 1,569 kg/l.
Dari
data percobaan diatas didapatkan bahwa berat volume padat baik pada
agregat kasar maupun agregat halus lebih berat daripada berat volume
gembur. Hal ini terjadi karena perlakuan yang berbeda pada kedua
percobaan tersebut yaitu dipadatkan dan tidak dipadatkan. Pada saat
agregat dipadatkan maka rongga udara di sela-sela terisi sehingga
rongga udara pada kondisi padat lebih sedikit daripada saat kondisi
gembur.
Praktikum
No.3
Analisis
Saringan Agregat Halus
dan Agregat Kasar
Tujuan
Percobaan
Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat.
Data perencanaan distribusi pada agregat diperlukan dalam perencanaan
adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada
agregat halus dan agregat kasar.
Alat
dan Bahan
Alat
a)
Timbangan
dan neraca ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
b)
Seperangkat
saringan dengan ukuran:
Tabel 3.1.Spesifikasi
Saringan Agregat Halus
Nomor
Saringan
|
Ukuran
Lubang
|
Keterangan
|
|
Mm
|
Inci
|
||
-
|
9,5
|
3/8
|
Perangkat
saringan untuk agregat halus
Berat
minimum contoh:
500
gr
|
No.
4
|
4,75
|
-
|
|
No.
6
|
2,36
|
-
|
|
No.
16
|
1,18
|
-
|
|
No.
30
|
0,60
|
-
|
|
No.
50
|
0,003
|
-
|
|
No.
100
|
0,150
|
-
|
|
No.
200
|
0,075
|
-
|
c)
Oven
yang dilengkapi pengatur suhu untuk pemanasan sampai (110 ± 5)C
d)
Alat
pemisah contoh (sample
spliter)
e)
Mesin
penggetar saringan
f)
Talam-talam
g)
Kuas,
sikat kawat, sendok, dan alat-alat lainnya
Bahan
Benda
uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau dengan cara penempatan.
Berat dari contoh disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat
kasar yang digunakan pada tabel perangkat saringan.
Prosedur
Pemeriksaan
Keringkan
agregat sample test dengan berat yang telah ditentukan pada
temperature (110 ±
5)0C,
kemudian dinginkan pada temperature ruangan
Gambar
3.1.Agregat Kasar dan Agregat Halus
Timbang
kembali berat sample agregat yang digunakan
Gambar
3.2. Menimbang Agregat Kasar dan Agregat halus
-
Persiapkan saringan yang akan digunakan
Gambar
3.3. Saringan yang dipakai
-
Setelah saringan disusun, letakkan sample agregat di atas saringan
Gambar
3.4. Memasukkan agregat kasar dan halus ke dalam saringan
-
Goyangkan saringan dengan tangan / mesin
Gambar
3.5. Goyang saringan dengan tangan
-
Hitung berat agregat pada masing-masing nomor saringan
-
Total berat agregat setelah dilakukan saringan dibandingkan dengan berat semula. Jika perbedaannya lebih dari 0.3 % dari berat semula sample agregat, hasilnya tidak dapat digunakan
Analisis
dan data
Tabel Analisis
Saringan Agregat Halus
ASTM
C 136-84a
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat
Tertahan (gram)
|
Persentase
Tertahan
(%)
|
Persentase
Tertahan Kumulatif
(%)
|
Persentase
Lolos Kumulatif
(%)
|
SPEC
ASTM C33-90
|
|
9.5
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
|
4.75
|
0
|
0
|
0
|
100
|
95-100
|
|
2.36
|
54
|
10.8
|
10.8
|
89.2
|
80-100
|
|
1.18
|
159
|
31.5
|
42.6
|
57.4
|
50-85
|
|
0.6
|
167
|
33.4
|
76
|
24
|
25-60
|
|
0.3
|
74
|
14.8
|
90.8
|
9.2
|
10-30
|
|
0.15
|
38
|
7.6
|
98.4
|
1.6
|
2-10
|
|
0.075
|
7
|
1.4
|
99.8
|
0.2
|
||
PAN
|
1
|
0.2
|
100
|
0
|
||
Modulus
Kehalusan: 4.184
|
Tabel Analisis
Saringan Agregat Kasar
ASTM
C 136-84a
Ukuran
Saringan (mm)
|
Berat
Tertahan (gr)
|
Persentase
Tertahan
(%)
|
Persentase
Tertahan Kumulatif
(%)
|
Persentase
Lolos Kumulatif
(%)
|
SPEC
ASTM C33-90
|
|
25
|
0
|
0
|
0
|
100
|
100
|
|
19
|
229
|
11.45
|
11.45
|
88.5
|
90-100
|
|
9.5
|
1552
|
77.6
|
89.05
|
10.95
|
20-55
|
|
4.75
|
180
|
9
|
98.05
|
1.95
|
0-10
|
|
2.38
|
35
|
1.75
|
99.8
|
0.2
|
0-5
|
|
0.6
|
0.3
|
0.15
|
99.95
|
0.05
|
||
PAN
|
1
|
0.05
|
100
|
0
|
||
Modulus
kehalusan : 2.98
|
Modulus
kehalusan : 2.98
Persentase
Lolos Kumulatif
Ukuran
Saringan (mm)
Persentase
Lolos Kumulatif
Ukuran
Saringan (mm)
Praktikum Bahan
Bangunan Laut 4
Dalam praktikum
ini dilakukan pemeriksaan kadar organic pada agregat halus.
Tujuan
Percobaan
-
Menentukan kadar organic yang terkandung dalam agregat halus.
-
Menentukan kandungan bahan organic yang melebihi batas yang diijinkan dalam agregat halus dapat mempengaruhi mutu beton yang direncanakan.
Alat
dan Bahan Percobaan
-
Alat
-
Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gabus atau bahan penutup lainnya yang tidak bereaksi terhadap NaOH. Volume gelas = 350 ml
-
Standar warna (organic plate)
-
Larutan NaOH (350)
2.
Bahan
-
Pasir dengan volume 115 ml (1/3 volume botol)
Prosedur
Kerja
Prosedur
pemeriksaan kadar organic dalam agregat halus:
-
Masukkan 115ml pasir ke dalam botol tembus pandang (kurang lebih 1/3 isi botol)
-
Tambahkan larutan NaOH 3%. Setelah dikocok, isinya harus mencapai kira-kira ¾ volume botol
-
Tutup botol gelas tersebut dan kocok hingga lumpur menempel pada agregat nampak terpisah dan biarkan selama 24 jam agar lumpur tersebut mengendap
-
Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan standar warna No. 3 pada organic plate (bandingkan apakah lebih tua atau lebih muda)
Catatan: apabila warna tidak sesuai dengan warna standar No. 3, maka
tidak dapat dipakai.
Praktikum No. 5
Pemeriksaan Kadar
Lumpur dalam Agregat Halus
Tujuan
Percobaan
Penentuan besar
kadar lumpur dalam agregat halus yang nantinya akan digunakan sebagai
campuran beton. Presentase kandungan lumpur <5% merupakan
ketentuan bagi penggunaan agregat halus untuk beton.
Alat dan Bahan
Alat
-
Gelas ukur.
-
Alat Pengaduk
Bahan
Contoh pasir
secukupna dalam kondisi lapangan dengan bahan pelarut biasa.
Proses
Percobaan
-
Contoh benda uji dimasukkan ke dalam gelas ukur.
-
Tambahkan air pada gelas ukur (melarutkan lumpur).
-
Gelas dikocok untuk mencuci agregat halus dari lumpur.
-
Simpan gelas pada permukaan yang datar selama 24 jam (biarkan mengendap)
-
Ukur tinggi pasir dan tinggi lumpur.
Gambar
di atas merupakan gelas yang berisi bahan uji yang dibiarkan
mengendap selama 24 jam
Hasil
Pengamatan
Rumus Kadar
lumpur adalah sebagai berikut:
Di mana : v1 merupakan volume pasir
v2 merupakan volume lumpur
Data yang didapat: v1 =139 mL, v2 =19 mL
Kadar Lumpur bahan uji : 12,025%
Analisis Data
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat kadar lumpur 12,025% .
Ini melebihi batas yang ditentukan untuk menjadi bahan beton (< 5%
adalah batas kadar lumpur pada agregat halus yang baik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar